Pernikahan adalah sesuatu yang sakral, yang diharapkan kebanyakan orang agar terjadi hanya sekali seumur hidup. Dalam tradisi adat Jawa, satu atau dua hari menjelang pelaksanaan akad nikah dilaksanakan prosesi siraman yang dilakukan terhadap pengantin wanita. Sebagaimana prosesi adat jawa lainnya, prosesi siraman ini memiliki banyak sekali makna yang mendalam.
Ilustrasi Tuwuhan & Bleketepe |
Pada zaman dahulu, prosesi siraman dilaksanakan secara sederhana di kamar mandi rumah calon pengantin wanita. Namun semakin kesini, semakin banyak orang yang melakukannya di halaman rumah dan dijadikan acara khusus dengan mengundang sanak kerabat terdekat. Karena dilaksanakan di pekarangan rumah pengantin wanita, maka Anda tidak perlu melakukan sewa gedung untuk prosesi siraman ini.
Prosesi siraman dengan adat jawa biasanya dilaksanakan satu atau dua hari menjelang prosesi akad nikah digelar dan dilaksanakan pada pagi atau sore hari. Pelaksanaan prosesi siraman biasanya juga didahului dengan pengajian yang dilaksanakan guna mengharap Ridho sang Ilahi Rabbi, agar pelaksanaan pernikahan sang pengantin berjalan lancar dan diberikan keberkahan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Baca juga:
Paket Nikah Klub Eksekutif Persada
Paket Nikah Griya Ardhya Garini
Seperti prosesi adat Jawa lainnya, prosesi siraman merupakan ritual yang sarat akan makna. Berikut kami jelaskan runutan acara siraman beserta maknanya.
Pemasangan Bleketepe
Ilustrasi: Pasang Bleketepe |
Pasang Padi (melengkapi tuwuhan)
Prosesi pemasangan padi dilaksanakan dengan saudara kandung pengantin wanita membawa wadah berisi padi yang masih utuh dan kemudian rangkaian padi dipasang melengkapi tuwuhan (tumbuhan) yang sudah terpasang di gerbang rumah.
Ilustrasi: Pasang padi & tuwuhan |
- Pohon pisang raja yang buahnya sudah matang
Pisang raja memiliki makna agar pasangan yang dinikahkan kelak memiliki kemakmuran, kemuliaan, dan kehormatan seperti raja. Dipilih yang sudah matang juga memiliki harapan agar pasangan yang akan menikah memiliki pemikiran yang telah matang
- Tebu Wulung
Tebu wulung merupakan gambaran atas sumber rasa manis, yang memiliki makna diharapkan pasangan yang akan dinikahkan akan menjalani kehidupan yang serba enak. Sedangkan makna wulung adalah sepuh atau tua. Diharapkan pasangan yang akan dinikahkan juga memiliki sifat kebijaksanaan seperti orang - orang tua.
Baca juga:
Daftar Gedung Nikah Bekasi
Daftar Gedung Pernikahan Sekitar Halim
- Cengkir Gading
Cengkir adalah kelapa yang masih muda, sedangkan Gading merupakan jenis kelapa dengan warna kuning dengan pohon yang tidak terlalu tinggi. Cengkir Gading melambangkan simbol dari tempat peranakan atau lambang keturunan.
- Daun Randu (daun kapuk) dan Pari (padi) Sewuli
Daun randu melambangkan sandang, sedangkan Pari (padi) melambangkan pangan. Diharapkan, pasangan yang akan menikah akan selalu tercukupi kebutuhan sandang dan pangan nya.
- Godhong apa - apa (dedaunan bermacam - macam)
Dedaunan yang dimaksud disini adalah pelengkap dari aneka tuwuhan yang sudah ada. Di antaranya adalah daun beringin yang bermakna mengayomi, dan juga rumput alang alang yang memiliki harapan agar pengantin terhindar dari segala halangan dan rintangan.
Setelah upacara pemasangan bleketepe dan tuwuhan selesai, maka prosesi inti yaitu siraman siap untuk dilaksanakan. Dan berikut Prosesi Siraman Adat Jawa Part 2
.
Artikel terkait:
Syarat Nikah KUA
Cara Hitung Porsi Catering
Persiapan Nikah Mulai Dari Mana?
No comments:
Post a Comment